POS-KUPANG.COM, MAUMERE -- Andreas, Minggus, Idris dan Primus S Logho, warga masyarakat Desa Masebewa, Kecamatan Paga, Rabu (14/1/2015), mengadukan Ambrosius Tonda ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sikka.
Mereka mengadukan Ambros selaku kontraktor yang mengerjakan program pembangunan infrastruktur perdesaan (PPIP) 2013 dengan pagu dana Rp 250 juta sasaran pembangunan sati kilometer jalan, dibagi dalam dua titik. Mereka diterima anggota DPRD Sikka, Siflan Angi.
Kepada Siflan keempatnya mengungkapkan, berdasarkan kesepakatan pembangunan jalan perdesaan pada dua titik, yakni titik Bistio-Melu sepanjang 500 meter dan ruas Masebewa-Katulolo sepanjang 500 meter.
Pengerjaan jalan itu tidak tuntas dan kontraktor tidak lagi ingin melanjutkan pengerjaan, meski sisa semen masih cukup banyak yakni 800 zak semen dan uang Rp 25 juta.
Masyarakat meminta agar kontraktor yang bersangkutan bertanggungjawab menuntaskan jalan yang ada dengan memanfaatkan 800 zak semen yang ada dan sisa uang Rp 25 juta.
"Saya sudah minta dia kerjakan. Tapi dia bilang, kalau mau lapor, lapor saja. Saya tidak mau lanjutkan kerja," cerita Andreas diamini warga lain.
Andreas adalah pengawas pengerjaan proyek. Dia datang mengadu ke DPRD Sikka bersama dengan seorang tukang bernama Idris dan dua warga masyarakat lainnya, Minggus dan Primus.
POS KUPANG.COM, MAUMERE -- Anggota DPRD Sikka, Siflan Angi, 'bernyanyi' membongkar dugaan kebobrokan pengelolaan keuangan di DPRD setempat. Angin menyampaikan ketidakberesan pengelolaan keuangan di lembaga legislatif itu kepada wartawan di Maumere, Kamis (25/7/2013).
Ia mengungkapkan, kebobrokan pengelolaan keuangan di DPRD Sikka terjadi sejak tahun 2009 hingga 2013 ini. Ia meminta aparat penegak hukum mengusut dugaan penyimpangan pengelolaan keuangan di lembaga rakyat tersebut.
Angi menyampaikan, dugaan ketidakberesan pengelolaan keuangan di DPRD Sikka bukan rahasia lagi. Anggota Dewan, ungkap Angi, sudah berulangkali tanya dalam rapat evaluasi di DPRD Sikka. Namun pihak pengelola keuangan di bagian Sekretariat DPRD Sikka tidak pernah memberikan jawaban.
Angi menduga ada konspirasi dan manipulasi oleh sejumlah orang untuk menguntungkan diri mereka dalam pengelolaan keuangan tersebut. Ia berani membuka semua ini karena tugas DPRD sendiri menjalankan fungsi kontrol. Ini dilakukan agar masyarakat tidak menilai dirinya tidak menjalankan fungsi kontrol tersebut.
"Saya mulai bersihkan dari dalam rumah sendiri, baru bersihkan yang lain. Saya harus bongkar dari dalam. Saya tidak mau masyarakat menilai saya tidak menjalankan fungsi kontrol. Selama ini di DPRD Sikka sangat bobrok," tandas Angi.(oma/ris)
Berita Terkait: Penyimpangan Keuangan DPRD Sikka
Comments
admin
Mon, 04/13/2015 - 20:22
Permalink
Masyarakat Masebewa Mengadu ke DPRD Sikka
POS-KUPANG.COM, MAUMERE -- Andreas, Minggus, Idris dan Primus S Logho, warga masyarakat Desa Masebewa, Kecamatan Paga, Rabu (14/1/2015), mengadukan Ambrosius Tonda ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sikka.
Mereka mengadukan Ambros selaku kontraktor yang mengerjakan program pembangunan infrastruktur perdesaan (PPIP) 2013 dengan pagu dana Rp 250 juta sasaran pembangunan sati kilometer jalan, dibagi dalam dua titik. Mereka diterima anggota DPRD Sikka, Siflan Angi.
Kepada Siflan keempatnya mengungkapkan, berdasarkan kesepakatan pembangunan jalan perdesaan pada dua titik, yakni titik Bistio-Melu sepanjang 500 meter dan ruas Masebewa-Katulolo sepanjang 500 meter.
Pengerjaan jalan itu tidak tuntas dan kontraktor tidak lagi ingin melanjutkan pengerjaan, meski sisa semen masih cukup banyak yakni 800 zak semen dan uang Rp 25 juta.
Masyarakat meminta agar kontraktor yang bersangkutan bertanggungjawab menuntaskan jalan yang ada dengan memanfaatkan 800 zak semen yang ada dan sisa uang Rp 25 juta.
"Saya sudah minta dia kerjakan. Tapi dia bilang, kalau mau lapor, lapor saja. Saya tidak mau lanjutkan kerja," cerita Andreas diamini warga lain.
Andreas adalah pengawas pengerjaan proyek. Dia datang mengadu ke DPRD Sikka bersama dengan seorang tukang bernama Idris dan dua warga masyarakat lainnya, Minggus dan Primus.
admin
Mon, 04/13/2015 - 20:23
Permalink
Siflan Sebut DPRD Sikka Bobrok
POS KUPANG.COM, MAUMERE -- Anggota DPRD Sikka, Siflan Angi, 'bernyanyi' membongkar dugaan kebobrokan pengelolaan keuangan di DPRD setempat. Angin menyampaikan ketidakberesan pengelolaan keuangan di lembaga legislatif itu kepada wartawan di Maumere, Kamis (25/7/2013).
Ia mengungkapkan, kebobrokan pengelolaan keuangan di DPRD Sikka terjadi sejak tahun 2009 hingga 2013 ini. Ia meminta aparat penegak hukum mengusut dugaan penyimpangan pengelolaan keuangan di lembaga rakyat tersebut.
Angi menyampaikan, dugaan ketidakberesan pengelolaan keuangan di DPRD Sikka bukan rahasia lagi. Anggota Dewan, ungkap Angi, sudah berulangkali tanya dalam rapat evaluasi di DPRD Sikka. Namun pihak pengelola keuangan di bagian Sekretariat DPRD Sikka tidak pernah memberikan jawaban.
Angi menduga ada konspirasi dan manipulasi oleh sejumlah orang untuk menguntungkan diri mereka dalam pengelolaan keuangan tersebut. Ia berani membuka semua ini karena tugas DPRD sendiri menjalankan fungsi kontrol. Ini dilakukan agar masyarakat tidak menilai dirinya tidak menjalankan fungsi kontrol tersebut.
"Saya mulai bersihkan dari dalam rumah sendiri, baru bersihkan yang lain. Saya harus bongkar dari dalam. Saya tidak mau masyarakat menilai saya tidak menjalankan fungsi kontrol. Selama ini di DPRD Sikka sangat bobrok," tandas Angi.(oma/ris)
Berita Terkait: Penyimpangan Keuangan DPRD Sikka
Sekwan Sikka: Saya Jalankan Aturan
Add new comment